Hama dan penyakit kedelai pdf




















Selama lebih dari 2 tahun masa dekomposisi, batang yang masih berdiri memberikan perkembangbiakan Kumbang ini jarang sekali dijumpai menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan TM. Namun demikian, dengan dilakukannya pemberian mulsa tandan kosong kelapa sawit TKS yang lebih dari satu lapis, maka masalah hama ini sekarang juga dijumpai pada areal TM Sulistyo, Pengendalian Pengendalian Biologi Pengendalian kumbang tanduk O.

Jamur M. Jamur ini efektif menyebabkan kematian pada stadia larva dengan gejala mumifikasi yang tampak minggu setelah aplikasi. Baculovirus oryctes juga efektif mengendalikan larva maupun kumbang O. Pengendalian Kimia Pengendalian menggunakan insektisida kimia masih banyak dilakukan.

Insektisida kimia yang dahulu efektif di lapangan adalah organoklorin. Karena toksisisitas organoklorin yang tinggi, maka insektisida tersebut diganti dengan karbofuran yang penggunaannya pada interval minggu untuk mengendalikan kumbang dewasa Sulistyo, Tercatat beberapa jenis insektisida yang digunakan untuk mengendalikan kumbang di pembibitan maupun stadia TBM kelapa sawit.

Insektisida tersebut adalah lambda sihalothrin, sipermetrin, venvalerate, monocrotophos dan chorphyrifos yang secara signifikan mengurangi kerusakan O. Insektisida kimia yang paling efektif untuk mengurangi kerusakan adalah lambda sihalothrin.

Dilaporkan bahwa dengan populasi hama yang tinggi, karbofuran semakin lama semakin tidak efektif Sulistyo, Perangkap Feromon. Upaya terkini dalam mengendalikan kumbang tanduk adalah penggunaan perangkap feromon. Feromon agregat iniberguna sebagai alat kendali populasi hama dan sebagai perangkap massal. Rekomendasi untuk perangkap massal adalah meletakkan satu perangkap untuk 2 hektar.

Pada harga komersial Rp. Pada populasi kumbang yang tinggi, aplikasi feromon diterapkan satu perangkap untuk satu hektar Sulistyo, Bioekologi hama: Serangga hama ini dikenal dengan kumbang daun kentang atau potato leaf beetle, termasuk ordo Coleptera, famili Coccinellidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia.

Telur E. Larva berukuran panjang 10 mm den mullah terlillat karena pada bagian dorsal terdapat driri-duri lunak. Larva ini memakan daun kentang. Kumbangnnya berukuran panjang 10 mm, berwarna merah dengan spot hitam. Banyaknya spot hiram ini membedakan species yang satu dengan yang lainnya. Daur hidup kumbang rninggu Pracaya, Tanaman inang: Daun kentang, terong, tomat, jagung, padi, dan kacang tanah. Pengendalian hayati: Menggunakan predator dan parasitoid telur dan larva. Pengendalian teknis: Telur, larva, dan lembing ditangkap dengan menggunakan tangan, lalu dimatikan Pracaya, Pengendalian kimiawi: Hama disemprot dengan insektisida yang berbahan aktif karbaril, karbofenation, asepat, dan triklorfon Pracaya, Rerata luas serangan kumbang daun selama kurun waktu 10 tahun - 3.

Ketiga propinsi tersebut merupakan daerah penghasil utama kedelai sehingga memungkinkan teriadinya serangan yang lebih luas daripada propinsi lain Pracaya, Salah satu hama terpenting dalam tanaman singkong adalah kutu putih Phenacoccus sp. Kutu putih ini selalu bergerobol pada pucuk-pucuk daun,anak daun dan tulang daun karena hama ini dalam merusak tanamanya dengan menghisap cairan yang ada pada tanaman.

Serangan berat serangga ini dapat menyebabkan tanaman mati seperti terbakar,selain pada daun muda pada serangan berat serangga ini juga menyerang daun tua,batang,buah Nurzaizi H, Dampak dari serangan hama ini juga akan menimbulkan penyakit lain dari golongan cendawan karena kutu putih mengeluarkan cairan sekresi seperti madu sehinngga mengundang cendawan jelaga Nurzaizi H, Kutu putih meningkat populasinya pada musim kemarau apabila kelembaban rendah populasinya akan meningkat dengan sangat cepat.

Ciri utama kutu putih dalam tubuhnya di selimuti lapisan tepung lilin yang tebal untuk memproteksi dirinya dari serangga pemangsa dan pestisida. Pengendalian dapat menggunakan insektisida botanik natucide ec karena selain ramah lingkungan juga aman tanpa meninggalkan residu pada buah dan daun bila di konsumsi.

Penyemprotan untuk mengendalikan sebaiknya pada pagi atau sore hari , bila seranga berat penyemprotan dapat di lakukan 3 hari sekali sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa jeda supaya kutu putih benar-benar bersih dan musnah dari taaman, bila kondisi sudah aman pengendalian berikutnya bisa secara preventif dengan melihat kondisi lapangan Nurzaizi H, Walang sangit bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris.

Telur berbentuk seperti cakram bulat pipih berwarna merah coklat gelap dan diletakkan secara berkelompok. Kelompok telur biasanya terdiri dari 10 - 20 butir. Telur- telur tersebut biasanya diletakkan pada permukaan atas daun di dekat ibu tulang daun. Telur akan menetas 5 — 8 hari setelah diletakkan sampai nimfa pertama muncul. Nimfa berukuran lebih kecil dari dewasa dan tidak bersayap.

Stadium nimfa 17 — 27 hari yang terdiri dari 5 instar. Nimfa berwarna kekuningan, kadang-kadang nimfa tidak terlihat karena warnanya sama dengan warna daun Imago berbentuk seperti kepik, bertubuh ramping, antena dan tungkai relatif panjang. Warna tubuh hijau kuning kecoklatan dan panjangnya berkisar antara 15 — 30 mm. Serangga dewasa berbentuk ramping dan berwarna coklat, berukuran panjang sekitar mm dan lebar mm dengan tungkai dan antenna yang panjang Harahap dan Tjahyono, Tanaman inang: Padi, famili Poaceae, famili Cyperaceae.

Pengendalian hayati: Untuk mengurangi intensitas serangan walang sangit dapat digunakan Beauviria sp dan metharizum sp, yang menyerang walang sangit pada stadia nimfa dan dewasa.

Pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami berupa laba — laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit Harahap dan Tjahyono, Kerugian yang ditimbulkan: Datangnya musim hujan yang dibarengi dengan tingkat kelembaban tinggi menjadi kondisi yang nyaman bagi perkembangbiakan sejumlah hama pada tanaman padi, terlebih wereng dan walang sangit. Namun dengan pengendalian terpadu dan penggunaan insektisida yang tepat, maka intensitas serangan hama utama padi tersebut bisa diatasi dengan tuntas Harahap dan Tjahyono, Telur keong mas diletakkan secara berkelompok berwarna merah jambu seperti buah murbei sehingga disebut juga keong murbei.

Waktu yang dibutuhkan pada fase telur yaitu 1 - 2 minggu, pada pertumbuhan awal membutuhkan waktu 2 - 4 minggu lalu menjadi siap kawin pada umur 2 bulan. Keong mas dewasa berwarna kuning kemasan. Dalam satu kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2 - 2,5 bulan. Keong mas dapat mencapai umur kurang lebih 3 tahun Elzinga, Mekanisme serangan: Keong mas menyerang tanaman padi yaitu tanaman padi yang baru ditanam sampai 15 hari setelah tanam mudah dirusak keong mas, untuk padi tanam benih langsung tabela ketika 4 sampai 30 hari setelah tebar.

Keong mas melahap pangkal bibit Elzinga, Tanaman inang: Padi, semi tembakau, kol, sawi Pengendalian hayati: Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai moluskisida yaitu daun sembung Blumea balsamifera L. Serangan bisa menyebabkan benih tidak tumbuh dan membusuk. Hama ini juga menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Serangan lalat kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik putih kecil pada keeping biji, daun pertama atau kedua.

Bintik-bintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur ovipositor dari lalat kacang betina. Pengendalian dapat dilakukan dengan perlakuan benih, mulsa jerami, sanitasi lahan dan pergiliran tanaman.

Perlakuan benih dapat dilakukan dengan cara mencampur 10 kg benih dengan gram insektisida berbahan aktif metomil sebelum tanam. Selain pada tanaman kedelai, lalat batang juga dapat menyerang kacang hijau dan kacang-kacangan yang lain. Pada daun muda, terdapat bintik-bintik bekas tusukan alat peletak telur. Lubang gerekan larva pada batang dapat menyebabkan tanaman layu, mongering, dan mati.

Lalat buah menyerang buah kedelai dan menyebabkan polong membusuk. Telur lalat buah disimpan didalam polong dan akan menetas menjadi larva. Ulat grayak menyerang dan merusak seluruh bagian tanaman, mulai dari daun, batang dan buah. Serangan ulat grayak jika sudah terlanjur parah akan menyebabkan tanaman mati dan mengering. Ulat grayak aktif makan pada malam hari, meninggalkan epidermis atas dan tulang daun sehingga daun yang terserang akan terlihat putih. Hama oteng-oteng menyerang dan merusak daun tanaman kedelai, baik daun muda maupun daun tua.

Serangan lebih sering terjadi pada daun tanaman muda. Serangan menyebabkan daun berlubang-lubang, kemudian daun akan mengering dan mati. Larva dan serangga dewasa memakan permukaan daun bagian atas dan bawah sedangkan lapisan epidermis dan tulang daun ditinggalkan. Selain kedelai, tanaman inang lainnya yaitu bayam, kacang panjang, kangkung, kentang, terung, mentimun, tomat, semangka, paria, dan oyong.

Pengendalian dilakukan dengan cara sanitasi dan pergiliran tanaman. Penyemprotan insektisida harus dilakukan sesuai rekomendasi, dengan bahan aktif antara lain metomil dan profenofos. Hama penggulung daun menyerang dan merusak daun tanaman kedelai. Gejala serangan terlihat jika terdapat daun-daun tanaman kedelai yang menggulung. Hama ini terdapat pada daun yang menggulung tersebut, kemudian akan memakan daun dan tulang daun yang menyebabkan daun menjadi rusak.

Ulat ini merekatkan daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya. Pengendalian dapat dilakukan dengan tanam serempak, rotasi tanaman, sanitasi dan penyemprotan insektisida. Ulat jengkal adalah pemangsa segala jenis tanaman polifag. Kepompong berawarna coklat dengan panjang mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah.

Setelah hari, kepompong berubah menjadi ngengat. Pengendalian 1. Pengolahan tanah minimum 1 satu kali 2. Jarak tanam 30 cm x 20 cm 3. Cara tanam yaitu tunggal 2 - 3 cm 4. Jumlah tanaman per rumpun adalah 2 benih per lobang 5. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu 20 dan 40 hari setelah tanam 7. Pembumbunan dilakukan 1 kali yaitu 20 hari setelah tanam 8. Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea bactrae bactrae Hymenoptera: Trichogrammatidae.

Parasitoid larva, Baeognatha spp. Hymenoptera: Braconidae 5. Semprot insektisida B. Setelah 6 haritelur menetas menjadi nimfa kepik muda , yang berwarna hitam bintik putih.

Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6bulan. Morfologi dan biologi Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos.

Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.

Gejala Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian biji.

Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering. Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji menghitam dan busuk.

Ekologi Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas. Pengendalian Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba ,varietas Galunggung , Varietas Guntur , dan varietas Lokon Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan secara sederhana.

Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian dikumpulkan,dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m, yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm,dengan kedalaman 30 cm. Setelah didiamkan selama hari, tanah siap ditanami. Hama kumbang-kumbangan Epilachana Soyae Klasifikasi Kingdom : animalia 8.

Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe mulutnya menggiggit mengunyah Siklus hidup Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok,lamanya stadia telur antara hari, sedangkan stadia larvanya kurang lebih antara 16 hari. Gejala Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi transparan. Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada bagian ujung pucuk daun.

Ekologi Tanaman inangnya seperti tanaman kacang- kacangan contohnya tanaman kedelai. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya tersisa tulang-tulang daun. Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih karena yang tinggal hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang Morfologi Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang mengukur panjang dengan jengkal panjang tangan.

Ulat yang masih muda berwarna bening. Sementara itu ulat dewasa berwrana hijau seperti daun tembakau dengan garis samping berwarna lebih muda. Badannya mengecil dari belakang ke kepala. Kepalanya dapat berukuran kecil.

Hama ini memiliki ciri-ciri: berukuran 1. Telur menetas tanam serentak dalam setelah umur hari. Ekologi Jenis ulat jengkal ini sering menyerang kedelai, tomat, buncis, kacang- kacangan dan kentang. Warnanya hijau dan makannya serakah. Daur hidup Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan permukaan bawah daun secara satu persatu.

Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah menjadi kuning. Setelah hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan pennuh sekitar 40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam.



0コメント

  • 1000 / 1000